Prevalensi dan Faktor Risiko Lumpy Skin Disease di Kecamatan Pakem, Yogyakarta

Authors

  • Siwi Meylina Rahmi Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Devi Andreani Salim Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Roza Azizah Primatika Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Widagdo Sri Nugroho Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Heru Susetya Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Dyah Ayu Widiasih Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Gigih Bawono Puskeswan Pakem, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Yogyakarta Author

Keywords:

Lumpy skin disease, prevalensi, faktor risiko, manajemen peternakan, Kecamatan Pakem

Abstract

Latar Belakang: Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan salah satu penyakit kulit infeksius pada hewan ruminansia, seperti sapi, yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Virus ini bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. World Organization of Animal Health (WOAH) menyebutkan LSD memiliki mortalitas 1-5% dan morbiditas 10-20%, serta dapat menular dengan cepat jika tidak ditangani dengan baik.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prevalensi dan faktor risiko LSD di Kecamatan Pakem, Yogyakarta.

Metode: Penelitian ini menggunakan kajian lintas seksional. Sampel diambil menggunakan teknik sampling tahapan ganda dengan jumlah sampel sebanyak 262 ekor sapi. Penelitian menggunakan data primer dengan melakukan wawancara terhadap peternak. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik. Data berupa frekuensi dan persentase dianalisis secara univariat. Asosiasi faktor risiko dengan kejadian LSD dianalisis secara bivariat menggunakan Chi-Square.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi LSD di Kecamatan Pakem sebesar 7,6%. Penyakit LSD memiliki faktor risiko berupa keberadaan caplak dengan nilai probabilitas (p_value < 0,05). Kekuatan asosiasi ditunjukkan dengan nilai odd ratio (OR) sebesar 2,64 sehingga caplak dapat meningkatkan risiko terjangkit LSD sebesar 2,64 kali lebih besar.

Simpulan: Prevalensi LSD di Kecamatan Pakem sebesar 7,6% dan keberadaan caplak 2,64 kali meningkatkan risiko kejadian LSD. Tindakan pengendalian dapat ditingkatkan dengan melakukan manajemen peternakan dalam penanganan vektor.

Published

06-06-2024

Issue

Section

Presentasi Oral