Penggunaan Sampel NQC ELISA PMK sebagai Kontrol Kualitas Pengujian ELISA NSP PMK pada Jejaring Laboratorium Veteriner

Authors

  • Dwi Kurnia Lestari Laboratorium Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Tim Kerja Pengujian Mutu, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya Author
  • Nikita Ayu Anindita Putri Laboratorium Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Tim Kerja Pengujian Mutu, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya Author

Keywords:

NQC, ELISA NSP PMK, analisis laboratorium, kontrol kualitas pengujian

Abstract

Latar Belakang: Setiap laboratorium pengujian/diagnostik harus menjamin kualitas pengujian (quality) dan kesesuaian hasil yang dikeluarkan (calibrated) yang sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017. Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma (BBVF Pusvetma) menjadi laboratorium rujukan untuk penyakit Mulut dan Kuku (PMK) (SK Permentan Nomor 12 tahun 2023) yang mendukung kontrol kualitas jejaring laboratorium veteriner sebagai penjaminan mutu pengujian PMK.

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengontrol kualitas jejaring laboratorium veteriner sebagai penjaminan mutu pengujian PMK dengan penggunaan sampel NQC NSP ELISA (nonstructural protein enzyme-linked immunosorbent assay).

Metode: Penelitian menggunakan uji NSP ELISA PMK pada setiap pengujian rutin dan menyertakan sampel NQC ELISA PMK. Semua Laboratorium yang menerima sampel NQC ELISA PMK telah melakukan uji ELISA NSP PMK dan mengirimkan hasilnya. Hasil dikumpulkan selama tiga bulan dan dilakukan analisis statistik menggunakan data analitik spreadsheet excel (For scatter plot graph) dengan menghitung standar deviasi yang dikategorikan dengan SD ±1, SD ±2, dan SD ±3. Kategori tersebut selanjutnya dijadikan keberterimaan interpretasi sebagai bahan rekomendasi evaluasi pelaksanaan pengujian ELISA NSP PMK.

Hasil:  Sebanyak 6 laboratorium jejaring telah memenuhi keberterimaan hasil uji sampel NQC ELISA PMK, sebanyak 4 laboratorium jejaring direkomendasikan peninjauan ulang untuk mendapat hasil yang lebih akurat dan 1 laboratorium memiliki permasalahan terkait keterulangan dan sensitivitas uji sehingga memerlukan perhatian.

Simpulan: Laboratorium yang belum memenuhi keberterimaan direkomendasikan untuk melakukan evaluasi/kalibrasi peralatan uji dan mesin yang digunakan, memperbaiki cara penyimpanan reagen/bahan uji, meningkatan kompetensi personel penguji, dan melaksanakan penerapan SOP secara konsisten. 

Published

13-06-2024

Issue

Section

Presentasi Oral