Rabies Tissue Culture Infection Test sebagai Pengganti Uji In Vivo pada Mencit untuk Menghitung Titer Virus Rabies

Authors

  • Evy Indah Setyorinie Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya Author
  • Kiki Dwi Restika Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya Author
  • Wiwin Sri Utami Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya Author
  • Ida Arlita Wulandari Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya Author

Keywords:

rabies tissue culture infection test (RTCIT), rabies, vaksin rabies, titer virus in vitro, kesejahteraan hewan

Abstract

Latar Belakang: Pendekatan kesejahteraan hewan dengan konsep 3R (replacementreductionrefinement) mendorong pengembangan dan validasi metode alternatif untuk mengurangi penggunaan hewan coba dengan menggunakan uji in vitro. Metode rabies tissue culture infection test (RTCIT) berbasis sel kultur (in vitro) diharapkan dapat menggantikan prosedur titrasi secara in vivo menggunakan hewan coba mencit dalam uji titer virus rabies selama produksi vaksin.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan membandingkan titer virus rabies secara in vitro menggunakan metode RTCIT dan secara in vivo menggunakan mencit.

Metode: Penelitian dilakukan di fasilitas laboratorium BSL 2 dan semua personel telah divaksin terhadap Rabies. Metode RTCIT dilakukan menggunakan kultur sel BHK-21 pada mikroplat 96 sumur. Sampel virus rabies aktif diencerkan dari 10-1 sampai 10-8, kemudian sel diinfeksi dengan 50 µL supensi virus dengan enam pengulangan untuk setiap pengenceran. Sebanyak 50 µl konjugat anti rabies (FITC Lyophilized adsorbed anti-rabies nucleocapsid conjugate 3572112 BioRad) ditambahkan pada setiap sumur dan permukaan sumur diamati dengan mikroskop inverted fluorescence perbesaran 40×. Titrasi secara in vivo menggunakan mencit umur 2–3 minggu dengan berat badan 18–20 gram. Sampel virus rabies aktif diencerkan secara bertingkat dari 10-1 sampai 10-6, masing-masing diinjeksikan pada 10 ekor mencit dengan dosis injeksi 0.03 mL/ekor secara intracerebral (IC). Pengamatan kondisi mencit dilakukan setiap hari selama 14 hari.

Hasil: Hasil penghitungan titer virus rabies secara in vitro menggunakan metode RTCIT adalah 104.5 TCID50/mL dan secara in vivo adalah 107.2 LD50/mL, yang menunjukkan bahwa mencit lebih sensitif terhadap virus rabies dibandingkan dengan sel BHK-21.

Simpulan: Metode RTCIT dapat digunakan dalam uji titrasi virus rabies sebagai metode pengganti uji secara in vivo dengan hewan coba. Penerapan metode RTCIT relatif lebih efektif, efisien, dan mendukung penerapan prinsip kesejahteraan hewan.

Author Biographies

  • Evy Indah Setyorinie, Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya

    Kelompok Produksi Obat Hewan

  • Kiki Dwi Restika , Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya

    Kelompok Produksi Obat Hewan

  • Wiwin Sri Utami, Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya

    Kelompok Produksi Obat Hewan

  • Ida Arlita Wulandari , Kelompok Produksi Obat Hewan, Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya

    Kelompok Produksi Obat Hewan

Published

13-06-2024

Issue

Section

Presentasi Oral