Pengaruh Jenis Kelamin dan Umur pada Nilai Ureum dan Kreatinin pada Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
Keywords:
badak sumatra, Suaka Rhino Sumatera (SRS) Way Kambas, sumatran rhino, ureum, kreatininAbstract
Latar Belakang: Badak sumatra merupakan salah satu spesies badak yang terancam punah dengan jumlah populasi yang sangat kecil dan hanya ada di Indonesia. Informasi mengenai data kimia darah badak sumatra yang terkait dengan umur dan jenis kelamin belum banyak dilaporkan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis kelamin dan umur pada nilai ureum dan kreatinin pada badak sumatra.
Metode: Sebanyak sepuluh ekor badak sumatra di Suaka Rhino Sumatera Way Kambas dikoleksi darahnya dan diperiksa nilai ureum dan kreatinin menggunakan alat pemeriksaan kimia darah otomatis (Vetscan® VS2). Sepuluh ekor badak tersebut dikategorikan berdasarkan umur, yaitu: anak (<2 tahun), remaja (2–5 tahun), dan dewasa (>6 tahun), serta berdasarkan jenis kelamin, yaitu jantan dan betina.
Hasil: Hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin dari tiga pemeriksaan terakhir dianalisis secara statistik dengan uji two-way ANOVA menggunakan aplikasi SPSS versi 27. Rataan nilai ureum untuk usia anak sebesar 2,16 ± 0,78, remaja sebesar 5,00 ± 1,10, dan dewasa sebesar 4,72 ± 0,42. Rataan nilai ureum untuk jenis kelamin jantan sebesar 3,39 ± 0,63 dan betina sebesar 4,00 ± 0,55. Rataan nilai kreatinin pada kelompok anak sebesar 0,63 ± 0,07, remaja sebesar 0,80 ± 0,11, dan dewasa sebesar 0,70 ± 0,04. Rataan nilai kreatinin pada jantan sebesar 0,64 ± 0,06 dan betina sebesar 0,73 ± 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) antara umur dengan nilai ureum, tetapi tidak berbeda nyata (p>0,05) antara nilai ureum dengan jenis kelamin serta antara nilai kreatinin dengan umur dan jenis kelamin.
Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa pada badak sumatra nilai ureum dipengaruhi oleh umur, sedangkan nilai kreatinin tidak dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Hasil uji ini dapat dijadikan data dasar bagi dokter hewan dalam mengevaluasi kesehatan badak Sumatra, terutama untuk menilai fungsi ginjal.