Respon Imun Vaksin NEORAB G-7 pada Anjing dan Kucing di Surabaya dan Boyolali
Keywords:
rabies, vaksin NEORAB G-7, single dose, respon imunitas, dokter hewan praktisi, anjing dan kucingAbstract
Latar Belakang: Vaksinasi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menuju Indonesia bebas rabies. Pusvetma terus melakukan peningkatan mutu vaksin rabies dengan menyediakan vaksin baru NEORAB G-7 yang memiliki potensi lebih tinggi dengan kemasan 1 dosis per vial, untuk memenuhi kebutuhan dokter hewan praktisi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon imunitas pada anjing dan kucing yang didapatkan setelah divaksin dengan NEORAB G-7.
Metode: Uji lapang vaksin NEORAB G-7 dilakukan pada 22 hewan penular rabies (anjing dan kucing), dengan rincian 17 ekor di Surabaya dan 5 ekor di Boyolali. Sampel serum diambil hari ke-6 dan bulan ke-3 setelah vaksinasi. Antibodi dianalisis dengan kit Elisa komersial (Platelia Rabies II Kit). Sampel dinilai positif bila titer antibodi di atas 0,5 EU.
Hasil: Data yang diperoleh dari hasil Elisa menunjukkan tingkat protektivitas vaksin NEORAB G-7 adalah 77,27% (17 sampel protektif dari total sampel 22 ekor) dengan titer rata-rata 2,36 EU. Berdasarkan lokasi, protektivitas vaksin dari daerah Surabaya mencapai 82,35% (14 dari 17 sampel protektif dengan titer rata-rata 2,28 EU), sedangkan di Boyolali 60% (3 dari 5 sampel protektif dengan titer rata-rata 2,43 EU). Salah satu faktor yang memengaruhi perbedaan respon individu dalam pembentukan antibodi di antaranya adalah cara pemeliharaan yang berbeda, yaitu peliharaan (Surabaya) dan lepas liar (Boyolali).
Simpulan: Vaksin NEORAB G-7 sebagai hasil peningkatan mutu vaksin rabies dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas program bebas rabies dengan tingkat protektivitas 77,27% yang lebih tinggi dari target OIE sebesar 70%.