Investigasi Laboratorium Kasus Kematian Sapi Impor Australia dalam Masa Karantina di IKH-BBKHIT Sumatera Utara

Authors

  • Helmi Helmi Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Badan Karantina Indonesia, Jakarta Author
  • Rahmat Setya Adji Pusat Riset Veteriner, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Cibinong Author
  • Risma Juniarti Paulina Silitonga Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Badan Karantina Indonesia, Jakarta Author
  • Arif Setiani Wahyuning Tyas Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Utara, Medan Author
  • Iyan Kurniawan Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Utara, Medan Author
  • Sriyanto Sriyanto Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Badan Karantina Indonesia, Jakarta Author

Keywords:

sapi asal Australia, botulismus, Clostridium botulinum, masa karantina, penyebab kematian

Abstract

Latar Belakang: Ternak sapi yang dikirim dari Australia ke Indonesia mengalami kematian pada saat pengiriman dan pada masa karantina di Instalasi Karantina Hewan (IKH), Balai Besar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Sumatera Utara pada 24 Maret–23 April 2024. Pemerintah Australia menyampaikan kematian ini diduga karena botulismus.

Tujuan: Studi kasus ini bertujuan melaporkan hasil investigasi laboratorium pada sapi yang mati menggunakan metode bioassay mencit, kultur, mikroskopis, Maldi-Tof MS dan PCR.

Deskripsi Kasus: Sebanyak 150 ekor sapi mati pada saat pengiriman ternak dari Australia ke Indonesia namun tidak diperoleh laporan secara legal. Sebanyak 8 ekor sapi mati ketika dibongkar di Pelabuhan Belawan dan 4 ekor mati dalam masa karantina. Sapi yang mati di IKH memperlihatkan gejala botulismus sebanyak 1 ekor.

Hasil Pemeriksaan/Diagnosa: Hasil uji bioassay mencit dari cairan rumen sapi menyebabkan kematian pada 3 ekor tikus <48 jam pasca penyuntikan. Pemeriksaan mikroskopis ditemukan bakteri batang, Gram positif, dengan posisi spora subterminal. Hasil tes PCR menunjukkan Clostridium perfringens tipe A, sedangkan hasil Maldi-Tof MS menunjukkan bakteri Clostridium sporogenes, Clostridium subterminale, Clostridium bifermentans, dan Bacillus cereus.

Tindakan/Terapi: Pengobatan pada sapi yang bergejala tidak efektif. Sapi-sapi dalam satu pengiriman direkomendasikan untuk diberikan penicillin 9000–12000 UI dan dihidrostreptomisin 11,3–11,5 mg /kg BB selama 3 hari.

Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa kematian sapi yang terjadi di IKH BBKHIT Sumatera Utara disebabkan oleh Clostridium sp.

Published

01-07-2024

Issue

Section

Presentasi Oral