Kajian Longitudinal Brucellosis di Peternakan Sapi Berisiko Tinggi dan Potensi Risiko Penyebarannya di Kota Metro Lampung

Authors

  • Ruri Astuti Wulandari Medik Veteriner Madya, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Metro, Lampung; Program Studi Magister Sain Veteriner, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni Departmen Microbiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author
  • Heru Susetya Departemen Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Author

Keywords:

Brucellosis, faktor risiko, insidensi pada sapi, sensus ternak, uji serologis

Abstract

Latar Belakang: Sejak tahun 2011, Lampung merupakan salah satu wilayah bebas Brucellosis, namun April 2021 dilaporkan terjadi kasus keluron/abortus di sebuah peternakan sapi di Kota Metro Lampung.

Tujuan: Penelitian bertujuan mengukur tingkat insidensi Brucellosis di peternakan berisiko tinggi di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara, Kota Metro, Provinsi Lampung dan mengidentifikasi potensi risiko penyebarannya.

Metode: Sampel serum diambil secara sensus dari seluruh sapi yang ada di peternakan berisiko sebanyak 2 kali, dengan interval sekitar 1 bulan. Pada sensus pertama diambil sebanyak 703 sampel serum dari peternakan tersebut dan 25 sampel dari peternak yang berdekatan/berbatas langsung. Seluruh sampel diuji terhadap Brucella spp. dengan rose bengal test (RBT) dan hasil yang positif dikonfirmasi dengan complement fixation test (CFT). Sensus kedua dilakukan pada sampel tanpa hasil CFT positif di sensus pertama. Hasil RBT sensus kedua yang positif dilanjutkan dengan uji CFT dan c-ELISA. Penghitungan faktor risiko adalah jenis ternak, jenis kelamin, umur, dan status vaksinasi.

Hasil: Hasil pengujian sensus pertama menunjukkan RBT seropositif 11,38% (80/703) dan seronegatif 92,2% (648/703). Uji RBT untuk serum sapi pada kandang yang berdekatan adalah 0 dengan seropositif CFT 92,5% (74/80) dan seronegatif CFT 7,5% (6/80). Pada sensus kedua, seropositif RBT 3,8% (24/616) dan seronegative 96,1% (592/616). Sebanyak 24 sampel positif RBT dilanjutkan uji CFT dan uji c-ELISA menunjukkan CFT positif 79% (19/24) dan CFT negatif 20,8% (5/24), serta c-ELISA positif 45% (11/24) dan c-ELISA negatif 54% (13/24).

Simpulan: Prevalensi Brucellosis pada penelitian ini adalah 1,7% dan tingkat insidensi 1,8% (18 kasus per 1000 hewan bulan). Brucella spp. seropositif secara signifikan terkait dengan jenis sapi dan jenis kelamin; sapi Peranakan Ongole (PO) 4,2 kali dan hewan betina 4,5 kali memiliki tingkat paparan yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-PO dan sapi jantan. Tidak ada asosiasi antara penyakit Brucellosis dengan umur.       

Published

08-07-2024

Issue

Section

Presentasi Oral