Sensitivitas Escherichia coli yang Diisolasi dari Burung Hias di Yogyakarta terhadap Berbagai Jenis Antibiotika
Keywords:
Escherichia coli , sensitivitas antibiotik, burung hias, YogyakartaAbstract
Latar Belakang: Burung hias mulai banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan. Salah satu penyakit pada burung adalah kolibasilosis. Kemudahan mendapatkan antibiotika menyebabkan peminat burung hias mengobati sendiri hewannya sehingga penggunaan antibiotik tidak terkontrol.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi Escherichia coli asal burung hias di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan menguji sensitivitasnya terhadap berbagai antibiotik.
Metode: Lima puluh sampel swab kloaka dari burung hias diisolasi dan identifikasi E. coli. Sampel dikultur pada media brain heart infusion (BHI) kemudian diisolasi pada MacConkey Agar (MCA) dan Agar Eosin Methylene Blue (EMB), serta diinkubasi selama 18–24 jam pada suhu 37℃. Koloni terduga E. coli selanjutnya dilakukan uji biokimia. Semua isolate E. coli yang diperoleh kemudian diuji sensitivitas antibiotik menggunakan metode Kirby-Bauer terhadap antibiotik ampisilin 10 μg, sefotaksim 30 μg, siprofloksasin 5 μg, gentamisin 10 μg, tetrasiklin 30 μg, dan trimetoprim-sulfametoksazol 1,25 μg. Hasil sensitivitas dihitung dari zona inhibisi yang terbentuk dan dibandingkan dengan standar CLSI.
Hasil: Sebanyak 30 dari 50 (60%) sampel teridentifikasi E. coli. Sensitivitas E. coli terhadap gentamisin adalah 80%, trimetoprim-sulfametoksazol 73%, siprofloksasin 56%, tetrasiklin 40%, ampisilin 30%, dan sefotaksim 16%.
Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah 60% sampel positif E. coli. Tingkat sensitivitas E. coli terhadap berbagai antibiotik berbeda-beda, dari tinggi ke rendah adalah gentamisin, trimetoprim-sulfametoksazol, siprofloksasin, tetrasiklin, ampisilin, dan sefotaksim.