Faktor Risiko Keamanan Daging Bebek yang Dijual di Kota Bogor

Authors

  • Rizka Fajri Annisa Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor Author
  • Trioso Purnawarman Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor Author
  • Herwin Pisestyani Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, Institut Pertanian Bogor, Bogor Author

Keywords:

risiko keamanan, daging bebek, pasar tradisional, Salmonella, Escherichia coli

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan permintaan daging bebek di Kota Bogor menimbulkan risiko kehadiran bakteri patogen di seluruh rantai pasok pangan. Pasar tradisional memiliki risiko kontaminasi yang tinggi pada daging karena kondisi tempat kotor dan tidak teratur. Daging bebek yang terkontaminasi ketika dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan manusia (foodborne diseases).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan Salmonella spp. dan Escherichia coli pada daging bebek yang dijual di pasar tradisional di Kota Bogor, serta menelaah faktor-faktor risiko yang memengaruhi keberadaan bakteri patogen tersebut.

Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross sectional study berdasarkan metode pengumpulan data dengan kegiatan penelitian. Sebanyak 45 karkas bebek diperoleh dari 3 pasar tradisional di Kota Bogor. Sampel dimasukkan ke dalam kantong yang telah disterilkan dan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner SKHB IPB. Faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi keamanan daging bebek dikaji dengan menggunakan kuesioner dengan melakukan wawancara dan observasi.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 sampel (28,9%) positif mengandung Salmonella spp. dan 27 sampel (60%) positif mengandung E. coli. Keberadaan Salmonella spp. dan E. coli pada daging bebek mengindikasikan ada kontaminasi silang pada saat penyembelihan dan pengeluaran jeroan (eviserasi), kontaminasi dari air, serta penerapan sanitasi dan higiene yang kurang baik oleh pedagang. Faktor-faktor risiko yang memengaruhi keberadaan Salmonella spp. dan E. coli di antaranya umur bebek, jenis bebek, kondisi kandang penampungan, penanganan daging, sanitasi, dan kontaminasi dari air yang digunakan.

Simpulan: Sebagai kesimpulan, sampel daging bebek yang diperiksa sebagian mengandung Salmonella spp. dan E. coli. Diperlukan pemantauan dan pelaporan yang berkelanjutan terhadap keberadaan Salmonella spp. dan E. coli pada bebek, lingkungan, dan daging bebek.

Published

09-07-2024

Issue

Section

Presentasi Oral