Perkembangan in Vitro Kultur Primer Sel Testikular Mencit Dewasa

Authors

  • Wahono Esthi Prasetyaningtyas Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor, Indonesia Author
  • Mokhamad Fahrudin Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor, Indonesia Author
  • I Ketut Mudite Adnyane Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor, Indonesia Author
  • Srihadi Agungpriyono Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor, Indonesia Author
  • Ni Wayan Kurniani Karja Divisi Reproduksi dan Kebidanani, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor, Indonesia Author
  • Kusdiantoro Mohamad Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University, Bogor, Indonesia Author

Keywords:

sel-sel testikular, kultur primer, spermatogenic-like cell, Sertoli-like cell, fibroblast-like cell, population doubling time

Abstract

Latar Belakang: Sel testikular dewasa terdiri atas beberapa tipe sel, yaitu sel spermatogenik, sel Sertoli, sel Leydig, serta sel somatis yang lain.  Sel testikular secara normal akan memproduksi growth factors yang diperlukan dalam spermatogenesis.

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan sel-sel testikular mencit setelah 6 hari kultur primer in vitro.  

Metode: Sel testikular berasal dari mencit dewasa kelamin yang dikultur dalam Dulbecco’s Modified Eagle Medium (DMEM) yang ditambahkan serum 10%, dan diinkubasi pada suhu 35°C dan CO2 5%. Perkembangan sel-sel testikular diamati selama 6 hari. Viabilitas dan population doubling time (PDT) di evaluasi pada hari ke-3 kultur.  Konsentrasi sel dihitung menggunakan hemositometer Neubeuer, kemudian viabilitas sel diamati dan dihitung dengan pewarnaan trypan blue 0,1%.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa population doubling time (PDT) sel testikular adalah 2,2 hari dan viabilitas setelah kultur sebesar 80%. Pengamatan selama kultur memperlihatkan sel-sel testikular berkembang menjadi sel spermatogenik-like, sel Sertoli-like, dan fibroblast-like. Jumlah sel Sertoli-like mengalami peningkatan setelah kultur selama 6 hari, sedangkan spermatogenik-like, sel fibroblast-like, dan sel yang lain mengalami penurunan.

Simpulan: Sel testikular mampu tumbuh dengan PDT 2,2 hari dan berkembang menjadi sel spermatogenik-like, sel Sertoli-like, dan fibroblast-like setelah 6 hari kultur primer in vitro. Perlu penelitian lanjutan untuk menganalisis kandungan growth factor di dalam CM sebagai niche untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel spermatogenik in vitro

Published

10-07-2024

Issue

Section

Presentasi Oral